Kamis, 30 Desember 2010

bussiness plan aspek SDM dan organisasi

Fungsi SDM dan Organisasi Bisnis

 

 roduktivitas

Tujuan fungsi sumberdaya manusia (SDM) adalah untuk meningkatkan produktivitas (achievement performance) dalam menunjang perusahaan lebih kompetitif. Dalam hubungan ini, pengukuran produktivitas hanya dibatasi secara sempit pada peran sumberdaya manusia, yang secara bisnis disebut sebagai pekerja (work force)[1]. Dengan kata lain produktivitas pada fungsi SDM tidak memperhitungkan faktor lainnya, seperti cost, quality, flexibility dan delivery.
Work force ini dibedakan ke dalam dua kelompok: pekerja produksi (blue-collar worker) dan pekerja non-produksi (white-collar professional). Dalam dunia bisnis, proporsi penggunaan dua jenis pekerja tersebut dapat berbeda. Bisnis manufaktur atau production umumnya proporsinya blue>white; sedangkan untuk jasa, seperti perbankan, pendidikan umumnya proporsinya blue<white. Sementara itu, bisnis yang semakin computerized proporsi white lebih banyak dari blue. Manager umumnya dimasukkan sebagai white-collar professional.
Desain dan Manage SDM
Fungsi SDM pada dewasa ini semakin diakui sebagai salah satu fungsi yang paling strategis. Hal ini mengingat sumberdaya pekerja terdapat di masing-masing fungsi utama: fungsi finance, fungsi operation dan fungsi marketing. Sumberdaya pekerja ini memberi pengaruh langsung pada peningkatan profit melalui peningkatan produktivitas. Oleh karenanya, peran sumberdaya pekerja kerap dijadikan sebagai cara paling strategis untuk berkompetisi dengan perusahaan lain. Namun demikian, pemilikan sumberdaya pekerja yang baik (good human resources) bukanlah perkara mudah bagi perusahan. Selain harganya mahal, sulit untuk menghasilkannnya (difficult to achieve), juga sulit untuk mempertahankannya. Disinilah tantangan terbesar di dalam pengelolaan suatu perusahaan ditambah lagi karena harus berurusan dengan manusia atau orang perorang.
Oleh karenanya, tugas pokok fungsi SDM haruslah ditujukan untuk memajukan kapasitas manusianya (to drive people). Pengelolaan SDM yang lebih sesuai pada masa ini adalah dengan pendekatan people-oriented approach daripada slavedriver approach.
Pendekatan people-oriented lebih memanusiakan pekerja dalam potensi dan harkat berdasarkan tingkat kecerdasan dan suasana perasaan mereka. Sedangkan pendekatan slavedriver, para pengusaha menganggap para pekerja tersebut hanyalah sebagai faktor produksi semata yang dapat disubstitusikan dengan mesin atau teknologi.
Untuk memenuhi hakikat dan tujuan pengelolaan SDM, mekanisme pengelolaannya haruslah dirancang (desain) sedemikian rupa dan dikelola (manage) secara optimal. Cara pengoptimalan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan efektivitas penggunaan sumberdaya pekerja yang terbatas. Dalam hal ini upaya meningkatkan efektivitas SDM dilakukan berdasarkan cara mengorganisasi orang-orang sesuai martabat dan kemampuan masing-masing dalam posisi yang tepat yang pada gilirannya memberikan sinergi, baik pada tujuan individu (worker) maupun pada tujuan organisasi (firm).
Dengan demikian, patutlah dipahami bahwa keempat aspek pokok yang disebutkan sebelumnya (rekrutmen, job design, developement dan penilaian) secara cermat dan sistemetis serta terintegrasi. Dalam proses integrasi berbagai aspek tersebut, aspek rekrutmen dan job design haruslah diletakkan sebagai kegiatan pada tahap perancangan (design), sedangkan aspek developement dan penilaian sebagai tahap implementasi (manage). Proses pengintegrasian aspek-aspek yang pokok dan komponennya tersebut dapat dikonfigurasikan sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar-2.
Gambar-2. Siklus fungsi SDM: Desain dan manage
Pada tahap desain (rekrutmen dan job design) para pekerja dipersiapkan sedemikian rupa berdasarkan kemampuan mereka masing-masing (supply side) sesuai dengan job description untuk memenuhi tujuan perusahaan (demand side). Sedangkan pada tahap implementasi (developement dan penilaian), para pekerja didorong untuk berkembang pada sistem karir yang berlandaskan sistem konpensasi yang adil. Terhadap mereka dilakukan penilaian secara periodik untuk memastikan kemampuan mereka sesuai yang diharapkan. Jika terjadi peningkatan mereka berhak untuk promosi secara vertikal dan jika stagnan perlu dilakukan proses pemindahan secara horizontal (mutasi atau pensiun) untuk penyesuaian dan penyegaran.
Sementara itu, di dalam proses rekrutmen yang meliputi seleksi dan penempatan pada akhirnya haruslah dapat dievaluasi (penilaian) apakah perform dalam memberikan produktivitas bagi perusahaan. Sebaliknya ketika dilakukan penilaian maka kita bisa melakukan proses pemindahan terhadap mereka yang tidak produktif dan promosi bagi yang produktif. Namun jika tidak ada yang memenuhi tujuan perusahaan maka proses rekrutmen/seleksi dapat dilakukan kembali untuk mendapatkan pekerja yang lebih sesuai dalam memenuhi kebutuhan perusahaan. Ini berarti, rekrutmen (desain) dan penilaian (manage) menjadi isu yang paling strategis bagi perusahaan (firm oriented). Sedangkan aspek-aspek job design dan developement lebih ditekankan pada sisi pekerjanya (worker orientation).
Rekrutmen (seleksi dan penempatan): Proses rekrutmen bertujuan untuk mendapatkan pekerja yang dibutuhkan perusahaan. Calon pekerja diseleksi dengan metode yang sesuai seperti uji kompetensi (hard skill dan soft skill), psikotes dan simulasi. Calon pekerja yang memenuhi kriteria diajukan untuk menempati posisi dan jabatan yang tersedia.
Job design (job description dan training): Job design berkenaan dengan penyusunan tugas-tugas bagi pekerja berdasarkan 5W+1H: tugas apa yang dilakukan, bagaimana tugas dikerjakan, seberapa besar bobotnya, kapan dan dimana. Kumpulan diskripsi pekerjaaan (job description) tersebut menjadi pedoman bagi pekerja untuk bekerja. Untuk membantu pekerja perform terhadap kebutuhan yang terdapat dalam job description tersebut para pekerja mendapat pelatihan singkat atau intensif yang dapat dilakukan sekali, secara berkala atau secara kontinu. Tapi harus disadari memberikan mereka training adalah cost. Oleh karenanya tujuan rekrutmen haruslah ditujukan untuk mendapatkan kandidat pekerja yang kapabel dan kalau bisa tanpa perlu melatihnya.
Developement (karir dan reward): Para pekerja dituntut untuk mampu mengembangkan potensi dirinya dan kemampuan untuk memuaskan tujuan perusahaan. Sementara itu perusahaan mengarahkan para pekerja (sebagai aset) agar tumbuh dan berkembang secara kondusif dan produktif. Pihak perusahaan memberikan kesempatan bagi pekerja untuk meniti karir baik atas bimbingan senior maupun atas inisiatif sendiri (job enlargement, job enrichment). Pekerja yang menunjukkan produktivitas tinggi haruslah mendapatkan reward (pengakuan, peningkatan gaji dsb) dan sebaliknya dengan memberi punishment terhadap pekerja yang melanggar aturan perusahaan atau tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.
Penilaian (pemindahan dan promosi): Para pekerja secara periodik mendapat penilaian apakah kinerja mereka sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pekerja yang menunjukkan kinerja yang kurang memuaskan (kemampuan dan produktivitas) dapat dipindahkan (mutasi) atau diberhentikan (pecat atau pensiun). Sementara yang pekerja yang memiliki komitmen dan prestasinya meningkat pesat dapat dipromosikan untuk melakukan tugas-tugas yang memiliki tanggungjawab yang lebih besar. Jika kebutuhan perusahaan tidak terpenuhi dari pekerja, maka lowongon dapat diisi dari proses rekrutmen kembali.
Pada dasarnya organisasi bisnis adalah sebuah struktur yang dapat dibedakan ke dalam dua struktur: organisasi kerja (fungsi-fungsi) dan organisasi orang-orang yang melakukan tugasnya pada fungsi yang ada. Kedua struktur ini pada prinsipnya semacam dua sisi mata uang: sisi yang satu organisasi kerja (fungsi) dan sisi yang lain organisasi orang-orang atau pekerja. Dengan kata lain organisasi tidak akan berfungsi tanpa orang (people)
Pada perusahaan kecil, struktur organisasi pekerja sangat sederhana: ada pimpinan dan dengan anak buah. Oleh karena fungsi-fungsi belum berkembang, maka fungsi finance, fungsi operasi dan fungsi marketing ditangani langsung oleh pimpinan perusahaan dengan dibantu sejumlah karyawan. Jika fungsi-fungsi telah berkembang maka fungsi-fungsi tersebut dapat didelegasikan oleh pimpinan ke tangan satu manajer atau lebih sesuai dengan kebutuhannnya. Demikian seterusnya, bahwa perusahaan membutuhkan manajer SDM, manajer public relation, manager IT dan sebagainya. Mekanisme yang berlangsung dalam hal ini adalah proses evolusi dimana fungsi bekerkembang yang diikuti dengan pengembangan orang-orang (internal) atau mencari orang yang berkompeten dari luar (eksternal) untuk menjalankannnya.
Sebaliknya suatu perusahaan baru yang dibangun atas kebutuhan berdasarkan studi kelayakan yang komprehensif, struktur dapat langsung disiapkan sedemikian rupa sehingga memenuhi semua fungsi-fungsi yang direncanakan. Dalam hal ini, pemenuhan kebutuhan orang-orang untuk mengisi posisi dan jabatan yang ada dapat dilakukan melalui proses rekrutmen yang standar. Mekanisme yang berlangsung dalam hal ini adalah proses revolusi dimana orang-orang yang sesuai diseleksi untuk menduduki posisi dan jabatan yang tersedia.   
Dua asal usul organisasi bisnis di atas, semakin formal bentuk perusahaan maka kebutuhan legalitas semakin diperlukan. Perlunya legalitas tersebut umumnya dikaitkan dengan pemilikan modal yang menyebabkan jenis perusahaan menurut legalitasnya terdiri dari CV, Fa, PT dan koperasi. Selain jenis legalitas perusahaan tersebut memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda terhadap negara, namun didalamnya sesungguhnya melekat hal yang terkait dengan sumberdaya pekerja yang dikaitkan dengan hak dan kewajiban yang diatur di dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

5. Kehadiran Organisasi Pekerja
Pada masa kini, di satu sisi para pekerja tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi semata, tetapi mereka menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kemajuan dan kesinambungan perusahaan dalam berusaha. Dengan adanya legalitas perusahaan (register) maka keleluasaan perusahaan terhadap pekerja semakin dibatasi. Perusahaan tidak lagi menjadi sebuah wujud keinginan pengusaha, tempat para pekerja untuk mendapatkan upah/salary, tetapi juga menjadi aset nasional yang dipelihara oleh pemerintah untuk mendukung pengembangan perekonomian: profit bagi pengusaha, upah bagi pekerja dan pajak bagi negara.
Disinilah peran pengusaha/perusahaan dalam  membangun morale dan mempertemukan kebutuhan para pekerja serta mensinergikan dengan tujuan pemerintah. Namun demikian, perselisihan antara pekerja dan pengusaha dapat membawa pengaruh negatif bagi semua stakeholder (termasuk share holder). Oleh karena itu, antara pekerja dan pengusaha haruslah menjadi mitra strategis bagi kedua belah pihak. Keutamaan mitra strategis ini adalah untuk menaikkan kinerja (produktivitas) lewat peran strategis para pekerja.
Bagi pemerintah sendiri, sebagai pihak yang mewakili masyarakat (eksternal) mengharapkan bahwa hubungan pengusaha-pekerja ini haruslah selalu dalam kondisi yang harmoni. Sebab, perusahaan adalah mesin ekonomi dimana peranan pengusaha sangat diharapkan memberikan nilai tambah perusahaan (profit) dan para pekerja memberikan nilai tambah individu (upah: wage atau salary). Sebab kedua sumber nilai tambah ini (secara bersama-sama dengan sewa (rent) dan pendapatan atas bunga (interest) menjadi komponen-komponen penting  bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam bernegara.
Untuk menjaga hubungan harmonis yang tidak terbantahkan di dalam dunia ekonomi tersebut berkembang konsep hubungan industrial, yaitu: untuk mengatasi permasalahan eksploitasi pengusaha terhadap pekerja. Konsep hubungan industrial ini meneyebabkan fungsi sarikat pekerja di dalam perusahan menjadi solusi, terutama dalam berbagai aspek yang terkait dengan para pekerja seperti K3, tuntutan kesejahteraan dan lainnya.
     Pekerja produksi             : Kenaikan salary; THR; UMK/UMKS
     Pekerja non-produksi       : Kenaikan salary; THR; bonus 
Namun demikian, harus disadari bahwa kehadiran sarikat pekerja haruslah dipandang sebagai mitra pengusaha di dalam bentuk kolektif. Akan tetapi perselisihan antara pekerja dan pengusaha tidak terhindarkan sehingga harus melibatkan unsur pemerintah. Tuntutan para pekerja seperti quality of work life (fisik dan psikis) sebenarnya dapat disinergikan dalam hubungan yang mutualisme antara commitment (tujuan bersama) dan trust (adil). Dalam hal ini tanggungjawab perusahaan tidak hanya semata-mata untuk mendapatkan profit tetapi juga turut membantu pekerja agar perform dan menghidari sifat simplistic dimana perusahaan tidak langsung menggati (replace) jika para worker bekerja tidak memuaskan. Jalan lain adalah dengan pendekatan komitmen terhadap perusahaan harus dibangun–jika pekerja tidak produktif mereka tidak akan menerima upah atau peningkatan salary***



Bussines plan aspek keuangan dan permodalan

ASPEK KEUANGAN


Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan
untuk membuat keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan
dividen.
Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan
kebijakan yang berhubungan dengan
(a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal,
(b) kebijakan modal kerja
(c) kebijakan investasi yang berdampak pada strategi perusahaan

yang lebih luas (merger dan akuisisi) (Damodaran, 1997).
Keputusan pendanaan difokuskan untuk medapatkan
usaha optimal dalam rangka mendapatkan dana atau dana
tambahan untuk mendukung kebijakan investasi. Sumber dana
dibagi dalam 2 kategori yakni:
(a) internal yaitu dari laba ditahan (retained earnings)
(b) sumber eksternal yaitu:
1. Dalam bentuk utang yang meliputi penundaan pembayaran
utang, pinjaman jangka pendek sebagai tambahan modal
kerja, dan pinjaman jangka panjang (obligasi) sebagai
dana investasi.
2. Menerbitkan saham, baik dalam bentuk saham perdana
(Initial Public Offer/IPO) maupun saham biasa baru
sebagai sumber modal investasi dalam rangka ekspansi
perusahaan.
Masalah utama dalam mengoptimalkan keputusan
pendanaan adalah menetapkan struktur modal (utang dan ekuitas)
yang optimal sebagai asumsi dasar dalam memutuskan berapa
jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana pinjaman dan
dana sendiri yang ditambahkan untuk mendukung kebijakan
investasi sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat tumbuh
secara sehat. Di samping itu, komposisi struktur modal harus pula
dipertimbangkan hubungan antara perusahaan, kreditur, maupun
pemegang saham sehingga tidak terjadi konflik (Saragih,
Manurung dan Manurung, 2005).
Keputusan dividen ditentukan dari jumlah keuntungan
perusahaan setelah pajak (earning after tax). Oleh karena itu
tujuan memaksimumkan keuntungan yang dibagikan kepada
pemegang saham (dividen) dengan kendala memaksimumkan
laba ditahan untuk diinvestasikan kembali sebagai sumber dana
internal, dengan kata lain semakin banyak jumlah laba ditahan
berarti semakin sedikit uang yang tersedia bagi pembayaran

Jumat, 03 Desember 2010

pendidikan dibangsa indonesia

PENDAHULUAN
Banyak yang tanpa kita sadari sebenarnya bangsa indonesia ini merupakan bangsa yang masih banyak jauh tertinggal dalam bidang pendidikannya jikalau dibandingkan dengan negara negara maju yang ada diluar sana.perlu kita sadari juga bahwa pendidikan merupakan kunci dasar dari keberhasilan suatu bangsa.jadi pantaslah pula jikalau suatu bangsa berhasil jika dilihat dari perkembangan pendidikannya didalam negara itu sendiri.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.


Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

[sunting] Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

[sunting] Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

[sunting] Jalur pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

[sunting] Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

[sunting] Pendidikan nonformal

Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program - program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.

[sunting] Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

[sunting] Jenis pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.

[sunting] Pendidikan umum

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

[sunting] Pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).

[sunting] Pendidikan akademik

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

[sunting] Pendidikan profesi

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.

[sunting] Pendidikan vokasi

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).

[sunting] Pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani di Jakarta di masa Hindia Belanda

[sunting] Pendidikan keagamaan

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.

[sunting] Pendidikan khusus

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan